2. Muhammad Bin Abdul Wahab

2. Muhammad Bin Abdul Wahab

A. SEJARAH RINGKASNYA .


Muhammad bin Abdul Wahab adalah pembangunggerakan Wahhabi. Beliau lahir di desa 'Ainiyah di nejdi tahun 1115 H.
dan wafat tahun 1206 H. bertepatan dengan 1787 M, dalam usia 91 tahun.

Pada ketika itu daerah Hijaz, termasuk Mekkah & Madinah, berada di bawah kekuasaan Syarif2 Mekkah, dibawah naungan kerajaan Turki Utsmaniyah.

Ia belajar agama tingkat permulaan kepada bapaknya, Abdul Wahab, seorang ulama Ahlussunnah Wal Jama'ah. Maka memberikan nama "WAHABIYAH" pada gerakan muhammad bin abdul wahab adalah sesuatu kekeliruan, karena Abdul Wahab (bapaknya) itu adalah ulama Ahlussunnah, bukan berpaham wahabi.

Juga seorang saudaranya bernama sulaiman bin Abdul Wahab adalah seorang ulama Ahlussunnah Wal Jama'ah juga, tidak menerima faham wahabi.


Pada waktu remaja Muhammad bin Abdul Wahab pergi naik haji ke Mekkah & sampai ke madinah menziarahi makam Nabi Muhammad saw, & kembali ke Nejdi sesudah mengerjakan haji.

MUHAMMAD 'ABDUH yang dari muda sampai wafatnya tidak pernah mengerjakan haji, walaupun ia, melihat
kedudukannya, termasuk orang yang mampu. (Tadzkiratul Qulub, karangan syeikh muhammad jamil joho, hal 57).

Kemudian Muhammad bin Abdul Wahab datang lagi ke Mekkah untuk melanjutkan pelajarannya. Maka ia tinggal di Mekkah & Madinah sebagai pelajar.

Pada kali yg kedua ini ia tersangkut pada kitab2 IBNU TAIMIYAH, yg mengharamkan "tawassul & istighatsah", yg
mengharamkan bepergian ziarah ke makam2, walaupun ke makam Nabi & Wali-Wali, & juga ia tercangkok dgn pelajaran Ibnu Taimiyah tentang "Tuhan bersela" & lain2 sebagainya.

MAKA MENJADILAH IA SEORANG PEMUJA IBNU TAIMIYAH DENGAN ARTI KATA YANG SEBENAR-BENARNYA, & BAHKAN LEBIH DARI IBNU TAIMIYAH SENDIRI.

Tersebut dlm buku "MUNJID", hal 568 begini artinya :

"Wahabiyah adalah sebahagian dari firqah islamiyah, dibangun oleh Muhammad bin Abdul Wahab 1702 --- 1787). Lawannya menamakannya Wahabiyah, tetapi pengikut2nya menamakan gerakannya dengan nama "AL-MUWAHHIDUN". Dlm fiqih mereka berpegang kpd mazhab hanbali disesuaikan dgn tafsiran Ibnu Taimiyah".

Keterangan Munjid ini tidak semuanya benar. Ulama2 Wahabi itu tidak marah kalau mereka diberi gelar "wahabi", dan bahkan ada sebuah kitab mereka yang berjudul "Al hidayatus suniyah wa tuhfatul wahabiyah an nijdiyah".

Muhammad bin Abdul wahab "terbuka matanya" dan ia melihat bahwa banyak sekali amal ibadat ummat islam yang dilihatnya di Madinah yang berlawanan dengan sunnah rasul menurut kaca mata Taimiyahnya, umpananya berbondong2 ke Madinah menziarahi kubur Nabi Muhammad saw, kubur saidina hamzah di uhud, kubur sitti khadijah di Mu'ala dan lain2 nya.
Ini semua bid'ah, katanya.

Kemudian yg paling tidak disukainya melihat seorang mendo'a di hadapan makam nabi di Madinah menghadap kepada kubur nabi, bukan menghadap ke Ka'bah.
Ini juga syirik katanya.

Kemudian ia dengan orang mengucapkan "YA RASULULLAH" di hadapan makam nabi. Ini juga syirik, katanya.

Jengkel melihat itu semua maka ia pulang ke desanya "Ainiyah di nejdi. Di desanya ia mulai membuka pengajiannya dan
langsung menfatwakan bahwa bepergian ziarah ke makam nabi adalah ma'siyat...

Penduduk desanya tidak menerima fatwa ini.
Ia diusir oleh penguasa desanya itu yang bernama UTSMAN BIN HAMAD BIN MA'MAR.

Ia diusir keluar 'Ainiyah & dikeluarkan tanpa diberi ongkos, & bahkan Utsman bin Hamad memerintahkan kepada pengawalnya agar membunuh saja Muhammad bin Abdul Wahab itu di perjalanan (kasfus syubahat, halaman 5). Tetapi iradat Tuhan belum berlaku dan ia tidak mati.

Kemudian ia pergi ke basrah, di irak.

Di Basrah ia coba pula mengeluarkan fatwa2'a yang ganjil2 itu, sehingga ia pun diusir lagi dari Basrah. Ia bermaksud akan melanjutkan perjalanannya ke Baghdad & Siria, tetapi sayang ia tak punya ongkos (Muqaddimah kitab kasfus syubhah, karangan muhd. Bin abdul wahab, halaman 4).

Maka ia pergi ke Hassa saja yg tidak berapa jauh dari Basrah.

Pada mulanya ia di Hassa berlindung kepada penguasa Hassa, namanya Syeikh Abdullah bin Abdul Lathif, tetapi kemudian penguasa ini mengusirnya pula, karena tidak menyetujui pengajian2 nya.

Pendeknya, ke mana saja ia pergi akhirnya diusir, akibat dari fatwa2 yang salah, yang lain dari fatwa2 ulama yg lazim ketika itu. Desanya 'Ainiyah, Basrah & Hassa tidak menerimanya.


Kakanya sendiri
bernama sulaiman bin abdul wahab, mengarang sebuah buku untuk menolak fatwa2 wahabi.
Buku itu bernama " As shawa'iqul muhriqah firradi alal wahabiyah" (petir yg membakar untuk menolak faham wahabi).

Kemudian Muhammad bin abdul wahab pindah ke "DUR'IYAH". Raja Dur'iyah itu bernama Muhammad
bin Sa'ud.

Maka berjumpalah di Dur'iyah "DUA MUHAMMAD", yaitu
muhammad bin abdul wahab dan muhammad bin sa'ud, yang saling membutuh2kan.

Muhammad bin abdul wahab membutuhkan pertolongan dari
penguasa yang dapat melindungi "da'wahnya", karena ia tidak tahan dikejar2 & diburu2 oleh penguasa2 negeri yang didiaminya.

Sedang muhammad bin sa'ud sebagai penguasa Dur'iyah membutuhkan pula seorang Ulama yang dapat mengisi rakyatnya dgn pelajaran2 agama yg bisa memperkokoh kerajannya.

Dari ketika itu bersatulah agama wahabi dengan kekuasaan sa'udi atau Aali Sa'ud atau "Ibnu Sa'ud".
Muhammad bin abdul wahab merdeka mengembangkan ajaran2nya & bahkan dibantu oleh penguasa, sehingga ia
mendapat banyak murid, bukan saja di kota Dur'iyah tetapi juga di desa2 sekelilingnya.

Pengaruh & kekuasaan wahabi-sa'udi ini tambah lama tambah kuat, sehingga dapat menyerbu ke Hijaz & menduduki Mekkah Madinah selama 10 tahun, yaitu dari 1802 M sampai tahun 1812 M.

Dua tahun kekuasaan wahabi ini menduduki mekkah lantas mereka mengirim 3 orang putra Minangkabau yang dulu mukim di mekkah untuk menyiarkan agama2 wahabi di Minangkabau, yaitu Haji miskin, Haji piobang & Haji sumanik. Ketiga org ini brgabung dgn Tuanku Nan Renceh di kamang Bukit tinggi untuk membangun gerakan yg bernama "gerakan paderi" yg terkenal, yang pada hakikatnya juga gerakan wahabi.

Ketika wahabi berkuasa di Mekkah,mereka meruntuhkan kubah2 yg ada diatas perkuburan Mu'alah & Baqi', tetapi juga tidak sampai meruntuhkan "Kubbatul Khadra", yaitu kubah makamnya nabi muhammad saw. Di mesjid madinah.

10 tahun wahabi berkuasa di Mekkah, maka ia dihalaukan oleh tentara muhammad ali, raja Mesir, dgn pimpinan seorang anaknya Jenderal Ibrahim Pasya. Bukan saja mereka diusir di Hijaz, tetapi diburu sampai ke nejdi, sehingga Raja ketika itu "Saud al kabir" ditangkap & dibawa ke mesir, terus ke istambul & dan dihukum mati disitu. Raja Mesir ketika itu adalah dibawah naungan kerajaan Turki.

Kerajaan saudi hancur lebur, tetapi orang2nya berserakan, bersembunyi ke desa2 di nejdi, yg mana lama kelamaan ia dapat kembali menyerbu Hijaz dan menduduki Mekkah Madinah dari tahun 1924 M. Sampai sekarang.

Nama rajanya yg menyerbu Mekkah itu adalah Abdul Aziz bin Abd. Rahman Aali Faishal, ya'ni bapak dari raja Faishal yg
berkuasa sekarang (1972).

Muhammad bin abdul wahab pembangun ajaran2 wahabi ini dikatakan orang sebagai seorang
"MUSLIH", Seorang pemodernisasi agama yang benar, dan seorang yg berpaham modern dan maju.

Sukarno mengatakan dlm buku "dibawah bendera revolusi" begini :

"cobalah pembaca renungkan sebentar "padang pasir" dan "wahabisme" itu. Kita mengetahui jasa wahabisme yg terbesar : ia punya kemurnian, ia punya kekasih, murni & asli sebagai udara padang pasir. "kembali kepada asal, kembali kpda allah dan nabi, kembali kpd islam di zaman nabi, kembali kpd kemurnian, tatkala islam belum dihinggapi kekotorannya seribu satu tahyul dan seribu satu bid'ah." (DBR. Hal 398)

nampaklah, bahwa sukarnoe sndiri menganggap gerakan wahabi itu suatu gerakan "pemurni islam",gerakan yang menentang seribu tahayul dan bid'ah yang ada dlm islam, dengan semboyan :

"Kembali kepada Allah dan kepada Nabi".

Ucapan sukarno ini tidak semuanya benar. Lebih jauh baca
terus bab tinjauan dan komentar. Juga buku terjemahan karangan L.stoddard mengatakan :

" pendirian Taimiyah disokong penuh oleh muridnya ibnu qayyim al jauziah (1292 --- 1350), kemudian disiarluaskan oleh
muhammad bin abdul wahab (1703 --- 1787), lebih di intensifkan oleh sayid jamaluddin al afgani (1838---1897) & murid'a syeikh rasyid redha (1856---1935), yang menitik beratkan kpd reform ajaran2 agama murni,serta mengharmoniskannya dlm kehidupan kemasyarakatannya & politik, sedang di india, sayid ahmad khan (1817---1897), berhasil dgn caranya sendiri menggerakkan cara berpikir dan cara hidup baru sesuai dengan ajaran2nya salaf (dunia baru islam,hal 297---298).

Dari uraian ini jelas, bahwa di antara pemuka gerakan modernisasi agama, yg kadang2 dinamai "gerakan salaf" terdapat nama Muhammad bin Abdul Wahab, pembangun madzhab wahabi.

Kebalikannya dapat dipahami, bahwa gerakan modernisasi agama atau yg dinamai "gerakan
salaf" adalah gerakan wahabi juga.


B. KONSEPSI-KONSEPSI MODERNISASI MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB.

1. Dalam ushuluddin harus menganut faham Ibnu Taimiyah.

2. Di dalam masalah fiqih mereka anti mazhab.

3. Sesuatu yang tidak dilakukan di masa rasul, maka itu semua bid'ah.

4. Melarang keras umat islam mendo'a dan tawassul.

5. Melarang bepergian menziarahi kubur, walaupun kubur nabi.
(CATATAN : adapun orang haji yang diizinkan ke Madinah pada waktu wahabi berkuasa ini, menurut faham wahabi mereka datang ke Madinah menziarahi mesjid, bukan menziarahi makam).

6. Menghancurkan tugu-tugu peringatan, karena hal itu semuanya menjadikan orang musyrik, gedung besar yang dibangun atas tempat lahirnya Nabi di suq al leil, diruntuhkan.

7. Melarang membaca-baca qasidah yang memuji-muji Nabi, seperti qasidah Barzanji, Burdah, dll.

8. Melarang merokok dan makan sirih.
(Fatwa ini sedikit luntur, karena sekarang di Mekkah sudah dibolehkan merokok).

9. Melarang umat islam merayakan dan memperingati Maulid nabi.

10. Sembahyang berkaum-kaum, berjama'ah, wajib.

11. Melarang mengaji "SIFAT DUA PULUH", yaitu kitab-kitab yang biasa terpakai di indonesia, seumpama "KIFAYATUL 'AWAM", "SANUSI", "JAUHARATUT TAUHID", "HUSNUN HAMADIYAH" dan lain-lain yang serupa itu.

12. Faham Asy'ari, yaitu faham kaum Ahlussunnah wal Jama'ah dibuang jauh-jauh.

13. Tidak boleh membaca kitab "DALAILUL KHAIRAT", "BURDAH" dan lain-lain wirid-wirid yang memuji-muji Nabi.

14. Tidak boleh melagukan lafadz qur'an, umpamanya dengan lagu fuqaha, lagu mesir, dan lain-lain. Qur'an harus dibaca lurus saja, begitu juga adzan tidak boleh dilagukan.

15. Membaca dzikir "LA ILAHA ILLALLAH" bersama-sama dilarang.

16. Imam tidak membaca bismillah dalam sembahyang.

17. Amal-amal Thariqat, umpama Thariqat Naqsyabandi, Thariqat Qadiri, Thariqat Sadzali, Thariqat Saman dll. dilarang keras.

18. Dan lain-lain banyak lagi.
Hay tamuku,Trimakasih sudah membaca 2. Muhammad Bin Abdul Wahab ,Silahkan bagikan artikel 2. Muhammad Bin Abdul Wahab kepada teman anda!
Share on :
 

Posting Komentar

jangan lupa di coment !!!!

 
Support : Al-Fata | Ijal Mantap |
Copyright © 2013. Goresan ijal mantap - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger